Loading
Padang : Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan tahun 2023 baru saja di buka oleh Presiden RI yang diwakili Menko perekonomian RI
Airlangga Hartarto dan dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu. Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) telah memperoleh penghargaan Satyalencana Karya dari Presiden RI.
Berbagai kegiatan telah dilakukan oleh Yusri yang juga merupakan Staf Ahli Bupati Kampar bidang Ekonomi Sosial dan politik Setda Kampar tersebut pada Pekan Nasional KTNA se Indonesia tersebut, dan pada hari ini, Senin, 12/06 bertempat di Aula UPTD Pendidikan dan latihan Koperasi Kota Padang.
Beliau diberikan kehormatan untuk memberikan Materi pada dialog Nasional dengan mengangkat Thema Temu Profesi dan Rembug Petani Sawit Nasional yang dihadiri oleh Ir.. Mulyono Machmur MS Pimpinan Umum Sinar Tani dan Dr. Ir. Memed Gunawan serta pemateri dari pemangku kepentingan, profesi dan pelaku usaha Persawitan Indonesia diantaranya Irwan Ryadi Kabid Bina Usaha Pertanian dan Perlindungan Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Ahmad Munir Kepala Divisi Pemungutan biaya dan Iuran CPO Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit ( BPDPKS ), Dr. Hedrajat Natawijaya Sekretariat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Pada kesempatan tersebut Acara yang dipandu oleh Irwan Ryadi SP, MA tersebut Yusri yang juga mantan Sekda Kampar tersebut menyampikan peluang dan harapan terhadap kondisi Persawitan di Riau dan Kabupaten Kampar.
Bahwa di Riau ada beberapa kategori kebun sawit berdasarkan kepemilikan dan pengolahan diantaranya perkebunan sawit perusahan besar, Perkebunan sawit dengan pola plasma atau Bapak angkat, perkebunan sawit masyarakat dan perkebunan sawit ini " Terang Yusri lagi.
Dikatakan Yusri bahwa Sawit di Riau telah mengubah daerah Riau kearah yang lebih maju dan berkembang dengan luas lahan lebih 3.38 juta ha atau jika di porsentasekan Riau memiliki 20,68 Persen dari total luas sawit di Indonesia dan menempatkan Riau sebagai lahan sawit teluas di Indonesia " Kata Yusri.
Oleh sebab itu dengan luasan seperti diatas berbagai peluang ekonomi telah diberikan kepada masyarakat maupun perusahaan, namun disisi lain juga memiliki Permaslahan yang dihadapi" Kata Yusri lagi.
Permaslahan yang sedang dihadapi terutama oleh masyarakat berupa menyedian bibit yang berkualitas serta mendapatkan pupuk yang cukup mahal dan sulit didapat, ini menjadi persoalan bagi kita semua.
Selain itu dikatakan Staf Ahli hukum dan politik Setda Kampar tersebut juga menyampaikan bahwa persoalan lain yang dihadapi adalah penanaman kembali terhadap sawit yang sudah tua (Replanting) dimana memerlukan biaya yang cukup mahal, oleh sebab itu perlu kerjasama antara petani dengan pihak perusahan maupun dengan perbankan dalam melanjutkan " Kata Yusri lagi.
Pada kesempatan tersebut dialog yang dilakukan secara virtual tersebut panelis juga menanyakan berbagai hal terkait dengan perkembangan Persawitan di Indonesia, yang dapat ia simpulkan bahwa keberadaan Persawitan ini dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, perlu sinergitas antar stakeholder dengan pemerintah, begitu juga dalam bentuk pendapatan bagi daerah yang memiliki kebun sawit " Tutup Yusri lagi. (Diskominfo Kampar)