Loading
Bangkinang Kota - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar melalui Kepala Pusat Pengembangan Daya Saing Desa Helmiati, SH, M.Si akan melakukan Uji Coba Instrumen monitiring dan Evaluasi Kegiatan Smart People (Desa Cerdas) di Kabupaten Kampar.
Menjelang monitoring di Dua Desa yang ada di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar tersebut, Helmiati, SH, M.Si dan rombongan terlebih dahulu silaturahmi langsung dengan Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol,MM dirumah Dinas Wakil Bupati Kampar Bangkinang, selasa malam (3/4/2023).
Dalam pembicaraannya, Helmiati menjelaskan bahwa mereka bersama rombongan akan melakukan Uji Coba Instrumen monitiring dan Evaluasi Kegiatan Smart village (Desa Cerdas) tepatnya di Desa Pulau Gadang dan Desa Koto Mesjid.
Lebih lanjut Hermiati juga menjelaskan, bahwa pengembangan desa cerdas (smart village) dilakukan untuk mempercepat pembentukan desa mandiri. Pengembangan smart village ini merupakan upaya desa memanfaatkan teknologi tepat guna agar pembangunan berlangsung efisien.
Dimana bahwa smart village mengandalkan internet of things (IoT), dan dengan begitu perubahan terbesarnya ada pada proses digitalisasi, tetapi semua itu harus selaras dengan tradisi dan budaya desa, agar proses pembangunan desa ini adil dan bersesuaian dengan dinamika masyarakat desa,” ungkapnya".
Kemudian selain berpijak pada tradisi baik setempat, pengembangan desa cerdas harus pula disertai pelestarian lingkungan. Hal-hal itu penting dicatat karena desa cerdas memiliki enam pilar yang tidak boleh salah satunya dianaktirikan.
Pertama warga cerdas (smart people), mobilitas cerdas (smart mobility), ekonomi cerdas (Smart Economic), pemerintahan cerdas (smart government) pola hidup cerdas (smart living), dan lingkungan cerdas (smart environment).
Menanggapi hal tersebut, Bapak Pj Bupati Kampar menyambut baik dan mengapresiasi program Desa Cerdas dari Kementrian tersebut. Hanya saja, Kamsol berharao agar program ini sejakan dengan program Desa Kreatif Menuju Desa Ekowisata Ramah Anak Peduli Perempuan (Derapp).
Kamsol juga menjelaskan, bahwa di Kamaor saat ini terdapat sebanyak 23 Sangat Tertinggal. Hal ini sulit mendaptakna sentuhan pembangunan bukan karena pemerintah setempat tidak mampu.
Namun hal ini merupakan karena Sk Kemenhut mencata ini kawasan marga satwa, untuk membangun jalan setapakpun sulit."ucap Kamsol".
Dengan demikian, Kamsol berharap agar beberapa kementrian bisa bersama-sama memberikan solusi agar masyarakat disana bisa menikmati pembangunan seperti desa lainnya.(Diskominfo/Mzk).