14 Oktober 2025

Bangga! Wisata Batu Dinding Tanjung Belit Kampar Masuk 3 Besar Nasional API Award 2025


7672 views

KAMPAR KIRI HULU - Di balik derasnya arus Sungai Subayang, semangat seorang anak desa tumbuh mengalir sekuat jeram yang membelah bebatuan alam Kampar. Ia adalah Dedi Irawan, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batu Dinding, Desa Wisata Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

Kini, jerih payahnya membuahkan hasil, Batu Dinding Tanjung Belit resmi masuk dalam tiga besar nasional pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025) penghargaan pariwisata bergengsi tingkat nasional yang sudah memasuki tahun ke-9 penyelenggaraannya.

Kabar gembira itu datang setelah Pokdarwis Batu Dinding yang dipimpin Dedi mendaftarkan Desa Wisata Tanjung Belit dalam kategori Wisata Air Subayang Rafting, dengan dukungan penuh dari masyarakat dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar.

“Alhamdulillah, ini bukan hanya kebanggaan bagi kami di Tanjung Belit, tapi juga bagi seluruh masyarakat Kampar,” ujar Dedi saat dihubungi di sela aktivitasnya, Sabtu (11/10/2025).

Pemerintah Kabupaten Kampar bahkan telah menerima undangan resmi dari panitia untuk menghadiri malam puncak API Awards 2025 yang akan digelar pada Selasa, 18 November 2025, di Aula Rangkaya, Kantor Bupati Bengkayang, Kalimantan Barat.

Ia menyebut keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras masyarakat dan dukungan berbagai pihak yang ingin memperkenalkan keindahan alam Tanjung Belit ke tingkat nasional.

“Kami sangat bangga. Siapa sangka desa kecil di Kampar Kiri Hulu bisa menembus tiga besar nasional. Ini bukti semangat masyarakat dan cinta kami terhadap alam sendiri,” pungkasnya.

Dedi menjelaskan, kawasan ini dikenal dengan keindahan tebing batu alami dan jeram Sungai Subayang yang menjadi daya tarik wisata arung jeram di Kampar Kiri Hulu.

“Kami hanya ingin memperkenalkan potensi alam Tanjung Belit yang luar biasa. Tidak ada sponsor besar, semuanya berawal dari gotong royong warga,” tambahnya.

Perjuangan dari Hulu

Dedi tak menutupi bahwa perjuangan membawa nama Tanjung Belit ke tingkat nasional bukan perkara mudah.

Untuk mencapai desa wisata itu, pengunjung masih harus menempuh perjalanan panjang dengan kondisi jalan yang sebagian rusak dan licin saat hujan. Namun, keterbatasan itu justru menguatkan tekadnya.

“Akses jalan masih menjadi tantangan besar bagi kami. Tapi kami tidak menyerah. Kami ingin membuktikan bahwa dari pelosok pun, karya bisa berbicara,” kata Dedi lirih namun tegas.

Ia berharap pemerintah daerah dapat menjadikan pembangunan infrastruktur jalan menuju Tanjung Belit sebagai prioritas, sebab akses yang baik bukan hanya mempermudah wisatawan, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi warga.

“Kalau jalan bagus, wisatawan lebih banyak datang. Sekarang saja sudah sekitar 3.000 pengunjung setiap bulan. Bayangkan kalau aksesnya lancar, ekonomi masyarakat pasti ikut naik,” ujarnya penuh harap.

Ucapan Terima Kasih dan Harapan

Dedi juga menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar yang telah memberi rekomendasi dan mendukung Tanjung Belit hingga bisa ikut bersaing di ajang API Award 2025.

“Tanpa dukungan mereka, mungkin nama kami tidak sampai ke tingkat nasional. Terima kasih sudah percaya pada kami, masyarakat kecil di pinggir Subayang,” ungkapnya dengan nada haru.

Ke depan, Dedi bertekad untuk tidak berhenti hanya pada penghargaan. Ia berencana meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di desanya agar pelayanan wisata makin profesional.

“Kalau nanti kami menang, saya ingin tingkatkan kemampuan masyarakat, mulai dari pemandu wisata, pengelola homestay, hingga pelaku UMKM. Karena keberhasilan wisata tidak hanya soal tempat indah, tapi juga tentang manusia yang mengelolanya,” ucapnya.

Dari Pinggir Sungai, untuk Indonesia

Batu Dinding Tanjung Belit dikenal sebagai surga tersembunyi di tepian Sungai Subayang, dengan tebing batu raksasa yang memantulkan cahaya matahari seperti cermin alam. Di antara desir air dan nyanyian burung hutan, lahir harapan baru: menjadikan desa kecil di Kampar ini sebagai ikon wisata unggulan Riau.

Dedi menutup perbincangan dengan senyum lelah namun penuh makna.

“Kami mungkin dari desa kecil, tapi kami punya mimpi besar. Semoga langkah kecil dari Tanjung Belit ini bisa membawa nama Kampar lebih dikenal di Indonesia.”

Dedi juga mengungkapkan bahwa selama proses tersebut, pihaknya mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk anggota DPRD Kabupaten Kampar Dapil 6, Eko Sutrisno, yang memfasilitasi pertemuan dengan Bupati Kampar Ahmad Yuzar dan Wakil Bupati Misharti.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Eko Sutrisno yang banyak membantu membuka jalan komunikasi dengan pemerintah daerah. Dukungan beliau dan pemerintah menjadi energi baru bagi kami,” ujar Dedi.

"Teman-teman mendengar kabar dari Bang Dewan Eko Sutrisno bisa bersilaturahmi dengan Bupati Kampar Ahmad Yuzar dan Wakil Bupati Kampar Misharti begitu bersemangat dan tidak sabar bisa segera berjumpa danberdiskusi mengenai perkembangan desa wisata Tanjung Belit," imbuhnya.

Sementara itu, Eko Sutrisno, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kampar, memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi masyarakat Tanjung Belit.

“Saya bangga dengan semangat mereka. Pokdarwis Tanjung Belit menunjukkan bahwa kemajuan pariwisata tidak selalu bergantung pada proyek besar. Dengan kerja sama dan cinta terhadap lingkungan, mereka bisa membawa nama Kampar ke tingkat nasional,” ucap Eko.

Pertemuan bersama Bupati Kampar dan Wakil Bupati Kampar menjadi momentum penting untuk memastikan dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan pariwisata di wilayah hulu Kampar.

“Kami di DPRD berkomitmen untuk ikut memperjuangkan anggaran dan kebijakan yang berpihak pada pengembangan wisata daerah. Tanjung Belit adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa membangun potensi lokal jika diberi ruang dan dukungan,” ujar Eko Sutrisno, Sabtu (11/10/2025).

Eko menilai, keberhasilan Dedi Irawan dan Pokdarwis Batu Dinding harus menjadi inspirasi bagi desa-desa lain. Menurutnya, DPRD akan terus mendorong peningkatan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi lintas OPD dan program pariwisata berkelanjutan.

“Kami akan kawal agar akses jalan dan fasilitas dasar menuju Tanjung Belit bisa menjadi prioritas pembangunan. Karena wisata bukan hanya soal keindahan alam, tapi juga soal kemudahan dan kenyamanan pengunjung,” tambahnya.(Diskominfo Kampar /FLS)

Artikel Terkait