26 November 2024

Bersama Tim Ahli UGM, BPBD Kampar Lakukan Pembahasan Laporan Akhir Pengkajian Resiko Bencana. 


5091 views

Bangkinang Kota -  Dalam mengantisipasi dampak dari berbagai bencana alam dan non alam yang terjadi khususnya untuk di Kabupaten Kampar, bersama tim dari Pasca Sarjama Universitas Gajah Mada, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar bahas Laporan Akhir Penyusunan Kajian Resiko Bencana Kabupaten Kampar 2023-2027, Kamis (21/9/2023).

Dipusatkan di ruang Rapat lantai III Kantor Bupati Kampar, Pj Bupati Kampar H Muhammad Firdaus,SE,MM yang diwakili Asisiten II Setda Kampar Suhermi,ST membuka Forum Grup Discusion (FGD) Dokumen Kajian Resiko Bencana Kabupaten Kampar 2023-2027.

Suhermi dalam arahannya saat membuka FGD, beliau menyampaikan bahwa dalam dampak bencana perlu kajian. Karena kabupaten Kampar memiliki indek risiko yang tinggi untuk multi ancaman bencana dan perhitungan indeks risiko dari tahun 2015-2022

Kabupaten kampar sendiri menempati urutan ke 5 tertinggi bahaya bencana di Provinsi Riau, dan peringkat 178 dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia. Dimana kategori tinggi bencana tersebut antara lain bencana Banjir, Tanah longsor, Karhutla, Cuaca Ekstrem, dan Gempa bumi.

Dari lima bencana diatas, hasil rekapitulasi kajian bahaya kabupaten kampar hanya satu bahaya terendah yakni bencana gempa. Selebihnya level merah atau tinggi. "Ucap Suhermi" 

Dengan demikian, Suhermi berharap kepada kita semua dinas terkait, Camat sampai Kepala Desa agar memahami dampak dari bencana, kajian kerentanan bencana, serta dampak bencana  tersebut.

Sementara itu Kalaksa BPBD Kampar Drs Agustar,M.Si, yang didampingi Sekretaris Muhammad Khatim dalam laporannya menyampaikan bahwa Kajian Resiko Bencana sendiri merupakan fase awal dari Strukturisasi Perencanan Penaggulangan Bencana.

Dengan demikian, sangat perlu kita melakukan kajian risiko bencana dan kajian kerentanan bencana, Indek ketahan daerah baik bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor maupun bencana Tsunami.

Beliau meyampaikan, hahwa dalam pengkajian risiko hencana. Kita harus mengetahui apa betul karakteristik  daerah bagaimana penanganannya.

Disisi selatan sendiri, atau tepatnya wilayah Kampar Kiri Hulu. Dimana didaerah ini terdapat 10 Desa terisolir yang aksesnya hanya melewati sungai. Maka oerlu kajian, karena apabila musim hujan ataupun kemarau dengan transportasi sampan juga menjadi rkendala. 

Kemudian disisi barat seperti longsor yang akan mempengaruhi harga pangan di Pekanbaru yang secara tidak langsung mempengaruhi inflasi. Begitu juga daerah wilayah Tapung Raya terkait Migas dan dampak alam lainnya.

Selanjutnya, untuk di aliran sungai kampar yang musim hujan sering terjadi meluapnya air yang mengakibatkan banjir dan bisa berdampak tebing atau bantaran sungai kampar dipemukiman longsor.

Kemudian menurut Dr Dina Ruslanjari,M.Si selaku  Tim Ahli Program Magester Universitas Gajah Mada Yogyakarta selaku narasumber mejelaskan, bahwa Kajian Resiko bencana aendiri merupakan mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran menyeluruh terhada resiko bencana.

Kemudian juga menurut Dr Renaldi Heru Jatmiko,M.Sc dan anggota lainnya Cahyadi Ramadhan, S.Si .M,Sc dan Diana Puspitasari, S.Si. Menurut mereka, ada lima bahaya uang dikaji faka KRB di kampar yng meliputi dari total 232 Desa/kelurahan berdampak banjir dengan luasan 350,4 hektar, kemudian sebanyak 105 Desa/kelurahan tanah longsor seluas 256,09 ha, begitu juga sebanyak 247 desa/kelurahan beresiko cuaca ekstrem dengan luasan 901,06 ha.

Selanjutnya sebanyak 248 desa/ kelurahan juga beresiko kebakaran hutan dan lahan dengan total luasan 968,9 ha, kemudian 248 desa/kelurahan betdampak brncana gempa dengan luasan 1.028,6 ha.

Dengan demikian, nilai resiko diperoleh dari hasil perihitungan nilai bahaya, kerentanan dan kapasitas kabupaten kampar. Penilaian indeks ketahanan daerah kabupaten kampar 0,39, dan menunjukkan kapasitas daerah Rendah."Ujar Heru". (Diskominfo/Mzk).

Artikel Terkait