24 November 2024

Melalaui Sekolah Lapang Iklim, Kamsol Berharap Produksi Nenas di Kampar Bisa Meningkat. 


Melalaui Sekolah Lapang Iklim, Kamsol Berharap Produksi Nenas di Kampar Bisa Meningkat. 
7709 views

Bangkinang Kota - Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kampar adalah petani, dengan demikian perlu ada pemahaman bagi para petani untuk mengetahui fenomena iklim yang berdampak pada kegiatan usaha tani sendiri. 

Hal tersebut ditegaskan Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol,MM saat membuka Sekolah Lapang Iklim melalui Stasion Klimatologi Riau dalam Sekolah Ladang Iklim bagi petani Nenas yang dipusatkan di Aula Rumah Dinas Bupati Kampar, rabu (10/5/2023). 

Lebih lanjut, terkait pengembangan pertanian disektor kebun menas, Kamsol menyampaikan bahwa di kampar saat ini baru memiliki lebih kurang 2000 hektar. Dengan demikian apabila kita ingin mendirikan sebuah prusahan khusus guna pengolahan nenas, maka kita butuh Suplay lebih kurang 30 ton/hari nenas atau kita mesti memiliki 3 ribu hektar. 

Karena apabila produkai Nenas bisa kita olah sampai hilir melalui sebuah perusahaan, maka kita bisa mulai ekspor ke malaysia dan otomatis nilah harga jual akan lebih tinggi.  

Dengan demikian, melalui Stasion Klimatologi Riau atau SLI Kamsol berharap pendirian perusahaan pabrik nenas di Siak Hulu, serta peningkatan produkai nenas di kamopr bisa meningkat."terang Kamsol". 

Perlu kami sampaikan juga, bahwa disektor lain atau padi dengan memiliki lahan sawah di Kabupaten Kampar saat ini lebih kurang 2.775 heaktar, dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional tersenut, Pemda Kampar telah melakukan salah satu langkah dengan menerapkan inovasi Teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO). 

Dimana Inovasi IPAT-BO sendiri, dengan berkoloborasi bersama Lembaga Pendidikan Universitas Padjajaran (UNPAD) dengan harapan inovasi baru ini nantinya bisa terjadi peningkatan lebih dari 100 persen produksi gabah, dimana sebelumnya penerapan IPAT-BO Produksi 1-3 ton/haktare 1 kali tanam/tahun. Setelah penerapan IPAT-BO meningkat sebesar 7,4 ton/haktar (146%) 2-3 kali tanam/tahun. 

Terakhir Kamsol menyampaikan apresiasi kepada BMKG Wilayah Riau, dimana seperti biasanya BMKG hadir apabila terjadi bencana atau hal lainnya. Akan tetapi saat ini BMKG hadir bersama petani dalam pengendalian iklim untuk sektor pertanian. 

Sementara itu Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Riau Ayi Sudrajat, SP ,M.Si dalam laporannya menjelaskan, bahwa sekolah lapang iklim ini dilaksanakan meningkatkan kapasitas khusus petani Nenas menghadapi perubahan iklim. 

SLI sendiri menjadi tempat pembelajaran dan pendalaman pengetahuan teknik bertanam nenas, dan pemanfaatan informasi cuaca dan iklim guna peningkatan produksi nenas khususnya di kabupaten kampar.
HadirAkademis khusus tanaman Nenas. 

Dengan dilaksanakan Sekolah Lapangan Iklim khusus kepada para petani nenas ini, Ayi berharap hal ini bukan sampai disini saja. Melainkan para petani juga mesti terus belajar melalui modul dan buku-buku yang telah dibagikan, serta akan membentuk grup WA agar komunikasi ini terus terjalin dalam hal perkebunan nenas. 

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Medan Hendro Nugroho, yang hadir salam kesempatan tersebut juga menjelaskan hahwa dari tahun 2011-2023 tercatat sebanyak 17.000 peserta secara nasioanal, data ini baik peserta dari petanai cabe, bawang, padi dan nenas. 

Dalam SLI yang dilaksankaan, biasanya para narasumber akan dihadirkan membahas terkait penanaman, Iklim, cuaca, alalt ukur, alat penangakar hujan, penagkaran serangan hama. 

Hendro berharap, kedepan dari hasil pembelajaran ini juga menjadi pengetahun sarana imformasi dan terbentuk sinergi antara BMKG, para penyuluh dan para  petani dilapangan.(Diskominfo/Mzk).

Artikel Terkait